Apakah Pendapatan Masa Pensiun Anda Telah Cukup? Itulah Pentingnya Perencanaan...
Thursday, March 30, 2023       17:02 WIB

Pada artikel-artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai pendapatan masa pensiun ( retirement income ), dan tantangan-tantangan yang akan kita hadapi pada waktu kita ingin memperoleh pendapatan pada masa pensiun. Karena itu, pendapatan pada masa pensiun itu pun harus direncanakan dengan baik melalui perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ).
Pada dasarnya, perencanaan pendapatan pada masa pensiun berbeda dengan perencanaan pensiun ( retirement planning ) yang sudah kita kenal. Perencanaan pendapatan pada masa pensiun menyangkut pada bagaimana memperoleh pendapatan setelah kita pensiun. Sementara itu, perencanaan pensiun ( retirement planning ) bertujuan untuk mempersiapkan masa pensiun sehingga ketika masa pensiun tiba, semuanya telah tertata dengan baik.
Jadi, perencanaan pensiun harus dilakukan jauh sebelum masa pensiun itu tiba. Bahkan sesungguhnya, perencanaan pensiun itu sebaiknya dimulai sejak seseorang mulai mempunyai penghasilan. Sebaliknya, perencanaan pendapatan pada masa pensiun dapat dimulai ketika seseorang akan memasuki masa pensiun.
Dalam membuat perencanaan pensiun, yang barangkali telah dimulai ketika seseorang baru mulai bekerja tiga puluh atau tiga puluh lima tahun yang lalu, fokus perhatian adalah mengumpulkan dana pensiun sebanyak-banyaknya. Karena masa pensiun masih sangat jauh, investasi biasanya ditempatkan pada instrumenyang beresiko tinggi, misalnya pada instrumen-instrumen bersifat ekuitas atau pada asset-aset fisik ( tangibles ) seperti properti dan emas batangan.
Sebaliknya, dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun, karena pensiunan tidak lagi bekerja, maka tiap bulan pensiunan akan mengambil uang dari dana pensiun yang telah dikumpulkannya dahulu. Kemudian, karena lamanya waktu yang (mungkin) akan dihabiskan pada masa pensiun, maka dana pensiun tetap harus diinvestasika
Di sini, apabila investasi dibuat menggunakan asset tak berwujud ( intangible assets or paper assets ) berupa instrumen bersifat ekuitas, maka urutan terjadinya imbal hasil ( return ) akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari dana pensiun Anda. Para pembaca yang tertarik pada urusan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income ) ini mungkin ingin melihat kembali artikel kami sebelumnya yang berjudul  ResikoUrutan Terjadinya Imbal Hasil (return) Investasi Pada Masa Pensiun (sequence of return risk). 
Pada artikel kali ini, kita akan membahas satu pertanyaan yang cukup menggelitik hati setiap orang yang sedang mempersiapkan pensiunnya: Apakah Pendapatan Pada Masa Pensiun Anda Telah Cukup? Pertanyaan ini perlu mendapat jawaban yang memuaskan agar supaya transisi dari perencanaan pensiun ( retirement planning ) ke perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) dapat berlangsung mulus.
Dulu, pada waktu kita membuat perencanaan pensiun, mungkin sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, kita mungkin tidak menaruh perhatian besar pada pengeluaran yang akan terjadi pada masa pensiun. Pada umumnya, perencana keuangan mengatakan bahwa besarnya biaya pada masa pensiun cukup diambil sebesar 80% dari biaya sebelum pensiun ( rule of thumb ).
Jadi, misalkan seorang kepala keluarga menghabiskan Rp.10 juta per bulan sebelum pensiun, maka pengeluaran pada masa pensiunnya diperkirakan adalah Rp.8 juta per bulan. (Note: pengeluaran per bulan sebesar sepuluh juta rupiah tidak harus berarti pendapatan per bulan hanya sebesar sepuluh juta rupiah saja).
Kemudian, besarnya pengeluaran per tahun menjadi 12 bulan x Rp.8 juta per bulan sama dengan Rp.96 juta per tahun. Lalu, besarnya pengeluaran selama masa pensiun diambil sebesar pengeluaran per tahun dikalikan dengan lamanya waktu pensiunan itu diasumsikan akan tetap hidup. Jika seseorang pensiun pada usia 60 tahun dan diperkirakan akan tetap hidup sampai usia 80 tahun, maka besarnya dana pensiun yang harus tersedia menjadi Rp.96 juta per tahun x 20 tahun sama dengan Rp.1,92 miliar.
Tentu saja angka ini hanya perkiraan kasar saja. Jika Anda membuat perencanaan pensiun pada waktu sepuluh tahun sebelum memasuki usia pensiun, tentu sangat sulit memperkirakan besarnya biaya-biaya yang akan terjadi sepuluh tahun yang akan datang. Bahkan memperkirakan biaya-biaya apa saja yang akan terjadi sepuluh tahun yang akan datang kita hanya bisa menduga-duga.
Pada perencanaan pensiun, kita cukup membuat taksiran kasar akan jenis biaya dan besarnya biaya yang akan kita keluarkan selama kita pensiun. Sekarang kita ingin menghitung berapakah pendapatan (income) kita selama masa pensiun, menggunakan asumsi dana pensiun yang telah berhasil kita kumpulkan sewaktu kita aktif bekerja. Jadi, posisi kita saat ini adalah akan memasuki usia pensiun dalam waktu tidak lama lagi.
Berapa pun dana pensiun yang telah berhasil kita kumpulkan, itu akan menjadi modal kita selama pensiun, yang akan kita tarik secara berkala menggantikan uang gaji yang sebelumnya rutin kita terima. Anggaplah bahwa seluruh dana pensiun kita ditempatkan dalam aset-aset tak berwujud ( intangible assets or paper assets ) sehingga mudah dipecah-pecah menjadi jumlah yang lebih kecil tanpa dikenakan biaya.
Kemudian, anggaplah bahwa setelah menerima uang pensiun, telah diputuskan bagaimana uang pensiun akan disimpan, misalnya dengan menggunakan strategi menarik dana ( withdraw ) secara sistematis (lihat artikel kami sebelumnya yang berjudul  Strategi Untuk Menyimpan Uang Pada Masa Pensiun ).
Dengan menggunakan strategi menarik uang secara sistematis, misalnya 4% setiap tahun yang disesuaikan dengan angka inflasi, maka seseorang yang pensiun pada usia 60 tahun dapat mengharapkan bahwa dana pensiunnya akan tersedia selama 25 tahun, yaitu 100% : 4% = 25. Jadi, Anda dapat mengharapkan bahwa dana pensiun Anda akan tersedia sampai dengan usia 85 tahun.
Untuk mengetahui apakah jumlah pendapatan (income) sebesar 4% per tahun dari seluruh tabungan kita akan cukup untuk dipakai dalam masa pensiun, kita harus mengingat kembali bahwa ada empat tujuan penggunaan dana dalam masa pensiun, yaitu: membiayai gaya hidup ( lifestyle ), membiayai usia yang panjang ( longetivity ), memberikan warisan ( legacy ), dan menyediakan likuiditas ( liquidity ). Para pembaca yang tertarik dengan masalah 4L ( lifestyle, longetivity, legacy, liquidity ) ini dapat membaca ulang artikel kami yang lalu, yang berjudul  Pengantar Perencanaan Pendapatan Pada Masa Pensiun .
Pertama, kita hitung biaya hidup sehari-hari atau ongkos gaya hidup (lifestyle). Untuk itu, kita harus menghitung besarnya pengeluaran ( expenses ) kita pada masa pensiun. Untuk orang yang akan segera memasuki usia pensiun, maka besarnya pengeluaran\\ sudah makin jelas jumlahnya dan bukan taksiran angka-angka yang hanya ada dalam imajinasi saja. Kemudian, besarnya ongkos gaya hidup ( lifestyle ) ini kita bandingkan dengan biaya hidup sahari-hari yang kita keluarkan saat ini (menggunakan asumsi bahwa kita akan segera pensiun dalam waktu dekat).
Jika jumlah pengeluaran (per tahun) kita masih lebih kecil daripada jumlah penarikan 4% dana pensiun kita, maka kita akan memiliki likuiditas yang lebih besar dari yang kita butuhkan, dan kita dapat memikirkan untuk mewariskan sebagian dana pensiun kita nanti pada saat kita dan pasangan hidup kita menutup mata selamanya.
Jika jumlah pengeluaran kita (per tahun) lebih besar dari 4% danapensiun yang kita tarik, maka tujuan penggunaan dana pada masa pensiun yang kedua dan seterusnya, yaitu membiayai usia panjang ( longetivity ), memberikan warisan ( legacy ), dan menyediakan likuiditas ( liquidity ) mungkin tidak akan tercapai karena kita harus menarik uang lebih banyak dari dana pensiun kita.
Perlu diingat, sekali lagi, bahwa perencanaan keuangan ( retirement planning ), dan perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) bukanlah diperoleh dari perhitungan matematis yang eksak. Ada banyak asumsi yang dipakai, sehingga hal yang terpenting di sini adalah kita mengetahui apa yang telah kita persiapkan dan keterbatasan-keterbatasan dalam perhitungan yang kita buat.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS