Ancaman Default AS Semakin Dekat, Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini
Thursday, May 25, 2023       09:37 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah diprediksi masih melemah terhadap dolar AS hari ini, karena dihantui ancaman gagal bayar utang Amerika Serikat pada 1 Juni 2023 sudah semakin dekat.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (25/5) pukul 09.15 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.953 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 53 poin atau 0,36% apabila dibandingkan posisi penutupan pasar spot Rabu sore kemarin (24/5) di level Rp14.900 per dolar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini. "Indeks dolar AS masih terlihat menguat pagi ini," kata Ariston dalam keterangan tertulis, pagi ini.
Kekhawatiran soal kesepakatan batas utang AS yang belum tercapai mendekati deadline pembayaran utang AS pada 1 Juni 2023 menjadi pemicu penguatan dolar AS tersebut. "Pelaku pasar mungkin mengkonsolidasikan diri dari aset berisiko ke aset aman dolar AS," ujar Ariston.
Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy tidak mencapai kesepakatan terkait kenaikan plafon utang AS sebesar USD 31,4 triliun pada pertemuan, Senin (22/5) waktu setempat.
Mengutip Reuters, Selasa (23/5), ketidaksepakatan itu terjadi 10 hari sebelum kemungkinan AS gagal membayar utang-utangnya. Sehingga bisa 'menenggelamkan' ekonomi negeri Paman Sam dan berimbas ke global.
Presiden Biden dari Partai Demokrat dan anggota kongres (DPR) dari Partai Republik telah berjuang untuk membuat kesepakatan. Pasalnya, McCarthy menekan Gedung Putih untuk menyetujui pemotongan anggaran federal ( APBN ) yang dianggap Biden cukup ekstrem.
Namun, kedua belah pihak menekankan perlunya menghindari gagal bayar utang (default) dengan kesepakatan, setelah pertemuan Senin malam, dan mengisyaratkan bahwa mereka akan berbicara secara teratur dalam beberapa hari mendatang.
Sementara dari notulen rapat Bank Sentral AS yang dirilis dinihari tadi tidak memperlihatkan keinginan untuk memangkas suku bunga acuan, tapi masih mempertahankan suku bunga tinggi atau bahkan menaikan lagi bila data inflasi menunjukkan kenaikan melebihi ekspektasi.
"Sikap ini mendukung penguatan dolar AS," tambah Ariston.
Hari ini, pelaku pasar juga menantikan keputusan BI yang menurut konsensus pasar masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. Sikap BI yang optimis terhadap perekonomian Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah.
"Potensi pelemahan ke arah Rp14.930 - Rp14.950 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.860 per dolar AS," tutup Ariston.
(Adhitya)

Sumber : admin