Alternatif dari Penggunaan Jasa Perencana Keuangan (Financial Planner)
Thursday, April 10, 2025       15:30 WIB

Pada empat artikel sebelumnya kita telah membahas: (1)  Perencanaan Keuangan dan Investasi , (2)  Perencanaan Keuangan versus Manajemen Keuangan  ( Financial Management ), (3)  Perencanaan Keuangan versus Manajemen Kekayaan  ( Wealth Management ), dan (4)  Keterbatasan Perencanaan Keuangan,  untuk membantu pemahamam tentang Perencanaan Keuangan, Investasi, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Kekayaan ( Wealth Management ).
Khusus dalam artikel ke-empat tentang Keterbatasan Perencanaan Keuangan, kita telah membahas bahwa Perencanaan Keuangan memiliki tiga keterbatasan utama, yaitu (a) Diversifikasi terbatas, (b) Keterbatasan data kuantitatif, dan (c) Biaya-biaya (terkait dengan penggunaan jasa perencana keuangan yang berkualitas).
Salah satu keterbatasan utama dari penggunaan jasa perencana keuangan yang berkualitas adalah biaya yang dikenakan oleh Perencana Keuangan. Untuk mengatasi masalah biaya Perencana Keuangan yang masih dirasakan mahal itu, dibuatlah robot perencana keuangan ( robo advisor ). Di sini kita akan membahas tentang  robo advisor  dan apa kekurangan-kekurangan dari  robo advisor  itu.
 Robo Advisor 
 Robo advisor  adalah  platform digital  untuk perencanaan keuangan yang dibuat untuk memberikan solusi masalah keuangan nasabah berdasarkan  algoritma  yang sudah disusun sebelumnya. Masalah biaya yang tinggi dan ketersediaan tenaga perencana keuangan yang masih jarang ada, dapat diselesaikan dengan  robo advisor  ini.
Demikian pula, biaya-biaya yang dikenakan  robo advisor  bisa ditekan sampai sedemikian murah karena dalam satu kesempatan saja,  robo advisor  bisa menangani jumlah nasabah yang tidak terbatas. Tetapi, seberapa bagus suatu  robo advisor , tentu saja, hanya bergantung kepada seberapa canggih perangkat lunak ( soft-ware ) yang dibuat untuk  robo advisor  itu. Untuk itu, kita tetap harus melihat juga pada faktor-faktor yang membatasi efektivitas dari  robo advisor .
Keterbatasan  robo advisor 
Pada era teknologi yang sudah sedemikian maju, banyak persoalan yang telah dapat diselesaikan dengan menggunakan teknologi. Tetapi, masih ada banyak hambatan dalam perencanaan keuangan yang tidak bisa diatasi hanya dengan menciptakan  robo advisor  (kecuali mungkin kalau telah ditemukan  robo advisor  berbasis AI atau  artificial intelligence ). Keterbatasan-keterbatasan dari  robo advisor , selain masalah biaya jasa perencanaan keuangan yang telah dapat diatasi, adalah:
 (1) Belum dapat mengatasi situasi keuangan yang rumit 
Perencanaan keuangan dapat diterapkan untuk hal-hal sederhana seperti untuk menabung Dana Cadangan ( Reserve Fund ), perencanaan pembelian mobil ( Car Purchase ), perencanaan pengadaan uang muka pembelian rumah ( Housing Down Payment ), atau perencanaan pendidikan ( Education Planning ).
Perencanaan keuangan juga dapat diterapkan untuk kasus-kasus yang lebih rumit seperti perencanaan pensiun ( retirement planning ), perencanaan investasi ( investment planning ), perencanaan pajak ( tax planning ), atau perencanaan waris ( estate planning ).
Pada kasus-kasus yang lebih rumit seperti itu, dibutuhkan keahlian khusus yang mungkin tidak dimiliki oleh semua perencana keuangan. Misalnya, dalam kasus perencanaan waris ( estate planning ), di samping memiliki pengetahuan yang baik tentang perencanaan keuangan secara umum, seorang perencana waris ( estate planner ) wajib memiliki keahlian di bidang hukum (hukum pernikahan, hukum warisan berdasarkan adat, dan hukum warisan berdasarkan agama).
Ketika dibutuhkan keahlian-keahlian khusus untuk perencanaan keuangan seperti ini, tentu saja  robo  advisor tidak akan mampu mengatasi persoalan yang ada.
 (2) Harus membuat perencanaan keuangan baru setiap kali terjadi perubahan hidup yang besar 
Perubahan hidup ( life events ) dapat berupa pernikahan, memiliki anak, perceraian, kematian pasangan hidup, perubahan karir, relokasi tempat tinggal dan lain-lain. Jika terjadi perubahan hidup seperti ini, seorang perencana keuangan ( financial planner ) sudah tahu harus melakukan perubahan ( adjustments ) apa pada rencana keuangan yang ada.
Akan tetapi, satu set data-data yang baru harus dimasukkan kembali ke dalam sistem  robo advisor,  seakan akan subjek adalah klien baru setiap terjadi perubahan hidup yang signifikan.
 (3) Kesulitan mendapatkan solusi keuangan yang pas dengan persoalan kita (tailor made) 
 Robo advisor  akan memberikan solusi generik atas setiap masalah keuangan yang dihadapi oleh kliennya sesuai dengan  algoritma digital  yang ada dalam program  robo advisor  itu. Jika klien mempunyai masalah keuangan yang mirip, maka dapat dipastikan bahwa solusi keuangan yang diberikan oleh  robo advisor  pun akan sama.
Solusi keuangan tipikal yang akan diberikan oleh  robo advisor  misalnya adalah menabung sisa penghasilan (gaji) setiap bulan sebesar x persen untuk jangka waktu y tahun, sehingga akan diperoleh sejumlah dana untuk investasi awal sebesar X rupiah. Dana ini kemudian harus diinvestasikan ke dalam akun tertentu yang memberikan imbal hasil sebesar r% pada saat tingkat inflasi ada pada i%.
Solusi keuangan yang diberikan oleh robo advisor kepada seorang klien akan memiliki pola yang sangat mirip dengan solusi keuangan yang diberikan kepada klien yang lain, dan tidak ada pengawasan atas pelaksanaan dari solusi keuangan yang diberikan.
 (4) Tidak bisa memberikan jasa perencana keuangan yang personal, dengan konsultasi temu muka 
Solusi keuangan yang diberikan oleh  robo advisor  dapat diperoleh hanya dengan memasukkan sekumpulan data yang diminta.  Robo advisor  tidak dapat mengidentifikasi kekhawatiran klien akan soliditas data yang ada.
Misalnya, klien diminta untuk memasukkan tingkat inflasi rata-rata untuk 5 tahun ke depan, dan imbal hasil investasi ( return ) yang diharapkan untuk 5 tahun ke depan. Data inflasi, atau imbal hasil ( return ) bukanlah data yang terjamin akurat, yang hanya bisa diberikan oleh perencana keuangan yang berpengalaman. Itu pun dengan banyak catatan kaki bahwa data-data itu hanya benar jika hal-hal yang lain terbukti benar.
 (5) Tidak bisa menjadi perencana keuangan yang sungguh mengerti akan tujuan hidup nasabah 
 Robo advisor  tidak bisa memberikan solusi atas masalah-masalah yang menyangkut aspek psikologis seperti tujuan hidup nasabah. Padahal, perencanaan keuangan yang lengkap di samping memberikan solusi atas masalah keuangan juga harus memberikan solusi atas masalah psikologis yang dihadapi klien.
Mengenai tujuan hidup, misalnya, masalah psikologis yang mungkin mengganggu waktu tidur klien adalah (1) kekhawatiran akan biaya-biaya perawatan kesehatan ( health care issue ) pada masa pensiun, (2) pada saat memasuki usia pensiun, klien ingin adanya kegiatan yang bermanfaat yang dapat dilakukannya ( growth issue ), atau (3) keinginan klien untuk membalas budi kepada masyarakat ( giving back issue ).
 (6) Manajemen resiko yang terbatas  
Jika menggunakan tenaga manusia, maka dalam setiap perencanaan keuangan yang dibuat selalu telah termasuk di dalamnya adalah manajemen resiko. Misalnya, kita menggunakan jasa perencana pensiun ( retirement planner ) untuk membantu kita merencanakan masa pensiun yang baik. Dalam hal terjadi perubahan hidup ( life events ) yang besar, atau terjadi perubahan pada asumsi investasi yang signifikan, maka perencana keuangan yang baik akan segera memberi tahu kita dan membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya.
Hal yang sama tidak akan dilakukan oleh  robo advisor . Pada  robo advisor , setiap solusi keuangan hanya akan diberikan jika diminta oleh klien dengan memasukkan ulang seperangkat input data yang diminta oleh  robo advisor  tersebut. Lebih lanjut, sejauh menyangkut perubahan strategi investasi karena perubahan kondisi ekonomi yang ekstrim, nasehat perencana keuangan yang berpengalaman sama sekali tidak dapat digantikan oleh  robo advisor. 
 (7) Kesulitan untuk melakukan monitoring dan penyesuaian berkala 
Perencanaan keuangan bukanlah suatu proses yang statis di mana perencanaan dibuat satu kali dan kemudian dibiarkan berjalan sendiri. Tetapi, perencaan keuangan adalah suatu proses yang membutuhkan tindakan monitoring terus menerus untuk setiap perubahan besar yang terjadi, dan kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian di mana diperlukan.
Misalnya, dalam hal terjadi perubahan besar dalam hidup ( life events ), atau terjadi perubahan signifikan dalam kondisi makro ekonomi yang mempengaruhi asumsi-asumsi investasi yang dibuat, maka penyesuaian ( adjustments ) mutlak dibutuhkan. Dalam hal ini, tenaga Perencana Keuangan ( Financial Planner ) yang benar-benar mengerti kondisi klien tidak bisa digantikan oleh  robo advisor .
 (8) Kepatuhan akan peraturan-peraturan yang baru  
Peraturan batas usia pensiun secara berkala diubah oleh pemerintah, demikian juga dengan peraturan-peraturan perpajakan yang ada. Menggunakan robo advisor untuk memberikan jasa perencanaan keuangan dapat tidak tepat sasaran jika algoritma yang dipakai oleh robo-advisor sudah tidak sesuai dengan peraturan legal atau peraturan pajak yang berlaku (out of date)
Perencanaan Keuangan Secara Mandiri (Do-It-Yourself)
Kita telah membahas bahwa alternatif pertama dari penggunaan jasa Perencana Keuangan ( Financial Planner ) professional adalah menggunakan  robo-advisor . Pembaca IPOTNEWS yang tertarik bisa mencoba  robo-advisor  versi kami yang diberi nama IPOTPLAN. Tetapi, kita juga telah membahas bahwa  robo-advisor  memiliki banyak kelemahan.
Robo-advisor misalnya tidak bisa memberikan nasehat keuangan yang pas untuk setiap klien ( tailor-made ), robo-advisor memiliki keterbatasan dari segi manajemen resiko, dan kualitas kepatuhan robo-advisor akan peraturan tenaga kerja dan peraturan perpajakan harus terus menerus diuji berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini.
Sekarang kami ingin mengajukan alternatif ke-dua untuk penggunaan jasa Perencana Keuangan ( Financial Planner ) professional yaitu Perencanaan Keuangan Secara Mandiri ( Do-It-Yourself ). Kami sudah pernah membahas Perencanaan Pensiun ( Retirement Planning ) secara mandiri ( do-it-yourself ) di dalam artikel sebelumnya yang berjudul Perencanaan Pensiun Secara Mandiri ( Do-It-Yourself ): Langkah Cerdas atau Upaya Yang Beresiko? Para pembaca IPOTNEWS mungkin berminat untuk membaca kembali artikel tersebut di dalam publikasi IPOTNEWS.
Sebagai tambahan pada alternatif ke-dua dari menggunakan jasa Perencana Keuangan ( Financial Planner ) professional, yaitu Perencanaan Keuangan Secara Mandiri ( Do-It-Yourself ), pembaca IPOTNEWS yang ingin melakukan perencanaan keuangan secara mandiri harus rajin mengikuti  Seminar dan Pelatihan Perencanaan Keuangan  serta terus menerus berusaha meningkatkan literasi keuangan khususnya dalam bidang perencanaan keuangan.
Perencanaan keuangan mungkin bukan sesuatu yang mudah bagi setiap orang, tetapi perencanaan keuangan juga bukan sesuatu yang terlalu sulit untuk dipelajari dan dikerjakan secara mandiri (do-it-yourself).
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS