Airlangga Ungkap Lima Tawaran RI Pada AS dalam Negosiasi Tarif Impor
Friday, April 25, 2025       11:12 WIB

Ipotnews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan lima tawaran Indonesia dalam negosiasi tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap produk dalam negeri.
Dalam aturan tarif yang sedang ditunda dalam 90 hari ke depan, produk dari Indonesia akan dikenai tambahan tarif dasar impor 10% dan resiprokal 32%. Airlangga menyebut delegasi Indonesia telah bertemu dengan sejumlah menteri dalam pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, yakni Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Menteri Keuangan Scott Bessent, hingga Jamieson Greer dari United States Trade Representative ( USTR ).
Airlangga mengklaim upaya pendekatan Indonesia telah diterima dan diapresiasi dengan sangat baik oleh pihak-pihak AS, yang mencakup Kementerian Perdagangan AS serta Kementerian Keuangan AS. "Mereka semua membuka ruang dialog serta memberikan kesempatan untuk pembahasan teknis secara detail dalam dua minggu ke depan. Selain itu, juga terdapat momentum yang baik untuk mendorong reformasi struktural yang sekarang sedang dilakukan untuk mendorong perdagangan dan investasi," kata Airlangga dalam sesi konferensi pers secara daring lewat YouTube, dari Washington DC, Jumat pagi (25/4).
Saat ini Indonesia sedang berupaya mendorong kerja sama perdagangan dan investasi yang lebih berimbang dengan AS. Airlangga menyebut lima tawaran yang diberikan Indonesia kepada Amerika Serikat untuk mewujudkan kerja sama tersebut sepenuhnya mengacu kepada kepentingan nasional dan dirancang untuk menjaga perimbangan.
Pertama, memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan energi nasional.
Kedua, memperjuangkan akses pasar Indonesia ke Amerika Serikat, khususnya dengan kebijakan tarif yang kompetitif bagi produk ekspor Indonesia. Ketiga, deregulasi untuk meningkatkan kemudahan berusaha, perdagangan, dan investasi yang akan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Keempat, memperoleh nilai tambah dengan kerja sama supply chain atau rantai pasok industri strategis dan critical mineral. Terakhir yang kelima adalah akses ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang, antara lain kesehatan, pertanian, dan renewable energy," pungkas Airlangga.
(Adhitya)

Sumber : admin