ANTM, IBC Dan CBL Berkolaborasi Bangun Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi
Saturday, July 05, 2025       16:55 WIB

Ipotnews - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan Indonesia Battery Corporation (IBC) bersama mitra global CBL secara resmi memperkuat kemitraan strategis dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional.
Langkah ini ditandai dengan peresmian pembangunan pabrik baterai terintegrasi di Halmahera Timur dan Karawang, Minggu (29/6) bersama CBL yang merupakan sebuah joint venture strategis melibatkan kerja sama global dari Brunp dan Lygedd, anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Limited ( CATL ).
Kemitraan ini bertujuan untuk mewujudkan ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, mencakup penambangan nikel, produksi material prekursor dan katoda, sel baterai, hingga daur ulang baterai.
Presiden RI Prabowo Subianto dalam sambutannya pada peresmian tersebut, menekankan pentingnya pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi sebagai langkah nyata untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
"Cita-cita hilirisasi sudah sangat lama sebenarnya, Presiden Republik Indonesia yang pertama, Bung Karno sudah bercita-cita hilirisasi. Dan Presiden-Presiden kita selanjutnya juga bercita-cita dan melaksanakan hilirisasi," kata Presiden Prabowo.
Direktur Utama ANTAM, Achmad Ardianto, menjelaskan bahwa pabrik yang dibangun mengadopsi teknologi pemurnian atomisasi feronikel pertama di dunia dari Brunp. Pabrik berkapasitas 88 ribu ton Ni per tahun ini dirancang untuk menciptakan model peleburan hijau baru dengan konsumsi energi yang rendah.
"Sejalan dengan praktik ESG, kami bersama mitra strategis bertekad menghadirkan ekosistem baterai listrik yang ramah lingkungan guna mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan," kata Achmad dalam Keterbukaan Informasi di laman resmi IDX, Jumat malam (4/7).
Pabrik HPAL di Halmahera Timur yang dikembangkan bersama CBL memiliki kapasitas 55 ribu ton Ni per tahun, menggunakan teknologi generasi ketiga yang terdepan untuk efisiensi aliran material. "Kami merencanakan proyek terintegrasi yang akan memasok energi hijau ini dapat memperkuat posisi Indonesia di sektor energi global yang berkelanjutan," tambah Ardianto.
Di Karawang, IBC dan CBL membangun Pabrik Sel Baterai dengan kapasitas awal 6,5 GWh (fase 1) yang akan berkembang menjadi 15 GWh dalam 5 tahun. Proyek ini mencakup pembangunan pabrik material aktif baterai yakni prekursor dan katoda, serta fasilitas daur ulang baterai. Pabrik prekursor dan katoda ini akan memproses 16 ribu ton nikel sulfat per tahun, menghasilkan 30 ribu ton prekursor dan 30 ribu ton material aktif katoda.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho menjelaskan fasilitas hulu ini diharapkan menutup ketergantungan impor bahan baku katoda. "Ini adalah komponen dengan kontribusi paling signifikan dalam sel baterai--sekaligus meningkatkan nilai tambah nikel di dalam negeri," ujar Toto.
Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekosistem EV di ASEAN. "Indonesia tidak hanya mampu menyediakan bahan baku, tetapi juga memiliki kapasitas untuk mengolahnya menjadi produk bernilai tambah tinggi dalam rantai pasok baterai global," tambah Toto.
IBC dan CBL juga akan mengoperasikan pabrik daur ulang baterai dengan kapasitas 20 ribu ton baterai bekas per tahun. Teknologi daur ulang ini mampu memulihkan lebih dari 95 persen logam berharga, serta mendukung ekonomi sirkular.
"Daur ulang adalah kunci keberlanjutan. Baterai yang selesai tugasnya hari ini harus kembali menjadi sumber daya esok hari," imbuh Toto menegaskan.
Selain manfaat ekonomi, kemitraan ini juga berfokus pada manfaat sosial dan lingkungan. Konsorsium ANTAM-IBC-CBL menyiapkan program vokasi untuk warga sekitar, membuka ribuan lapangan kerja baru, serta mendorong pertumbuhan UMKM penunjang.
Proyek ini dijalankan dengan standar Environmental, Social & Governance (ESG), mulai dari pengelolaan tailing di Halmahera hingga prosedur keselamatan kerja di fasilitas daur ulang.
"Visi kami jelas, bukan sekadar membangun pabrik, tetapi menciptakan ekosistem hijau terintegrasi yang mampu berdampak ekonomi luas sekaligus menjaga bumi," tutup Toto.
(Adhitya/AI)

Sumber : admin