4 Pelajaran Keuangan yang Paling Berharga
Monday, June 02, 2025       16:16 WIB

Setiap orang pasti memiliki satu atau beberapa ucapan bijaksana atau kata-kata mutiara yang dianggapnya benar dan menjadi pedoman hidupnya pada waktu menghadapi kesulitan hidup. Kata-kata mutiara itu mungkin tertulis dalam kitab suci agama yang diyakini, atau mungkin berupa nasehat yang diberikan oleh orang tua atau guru, atau mungkin pula berasal dari pengalaman pahit dalam hidup kita sendiri.
Sebagai contoh, ketika saya baru tamat SMP di Manado, dan akan pergi indekos untuk bersekolah di Jakarta, papa saya pernah memberi nasehat begini:  bajumu boleh ditambal di tiga tempat, tetapi kamu setiap hari harus makan tiga kali sehari .
Kata-kata bijak yang dinasehatkan oleh papa saya itu mungkin saat ini terdengar konyol. Tetapi, pada waktu itu, ada kekhawatiran besar pada orang tua bahwa anaknya mungkin akan terbawa arus pergaulan yang buruk di kota besar. Apalagi, sudah umum orang bilang pada waktu itu, bahwa anak-anak Manado selalu tidak mau kalah di gaya, walau pun sebenarnya tidak punya uang.
Sekarang, kita akan membahas empat  kata-kata mutiara  yang dapat menjadi pelajaran keuangan ( money lesson ) berharga bagi diri kita.
1. Bayarlah dirimu sendiri sebelum engkau membayar kewajibanmu yang lain
Tindakan untuk membayar diri sendiri lebih dahulu ( pay yourself first ) barangkali belum menjadi kebiasaan atau prioritas dalam diri kita. Terlebih lagi ketika kita harus memilih antara membayar diri kita sendiri atau membayar untuk kebutuhan anak-anak kita.
Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang tua pasti akan mendahulukan kepentingan orang-orang yang dicintainya. Mendahulukan diri sendiri akan dianggap sebagai tindakan yang egois yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang tua yang bertanggung jawab.
Tetapi benarkah kita harus mendahulukan kepentingan (kebutuhan) anak kita bahkan sebelum kebutuhan kita sendiri? Sejauh menyangkut prioritas masalah keuangan saja, ternyata kita tetapharus membayar diri kita sendiri lebih dahulu sebelum membayar kewajiban kita yang lain.
Coba bandingkan dengan prosedur keselamatan di pesawat terbang... Ketika masker oksigen terjatuh dari langit-langit kabin pesawat, maka sebelum memakaikan masker oksigen ke kepala anak, bukankan kita diminta untuk memakai terlebih dahulu masker oksigen ke kepala kita sendiri?
Membayar diri kita lebih dahulu artinya adalah sebelum kita membayar tagihan dari gaji yang kita peroleh setiap bulan, maka kita harus terlebih dahulu mengalokasikan sejumlah tertentu uang sesuai dengan tujuan keuangan yang ingin kita capai.
Sebagai contoh, kita mempunyai cita-cita untuk mencapai kebebasan keuangan ( financial freedom ) sebelum berusia lima puluh tahun. Untuk mencapai impian keuangan tersebut, kita telah menghitung bahwa kita harus menabung minimal 20% dari gaji kita setiap bulan.
Maka, sebelum kita mulai membayar kewajiban keuangan kita yang lain (biaya cicilan KPR, cicilan KKB, biaya PAM, biaya listrik, biaya internet, dan lain-lain), kita harus telah membayar untuk diri kita sendiri (menabung) uang sejumlah 20% dari gaji kita setiap bulan.
2. Dengan bekerja, engkau akan memperoleh apa yang engkau harapkan
Nasehat keuangan ke dua yang juga sangat berharga adalah bahwa kita hanya akan memperoleh apa yang kita harapkan dengan jalan bekerja (untuk mewujudkan keinginan kita). Berhentilah berharap bahwa rezeki (uang) akan datang dengan sendirinya (melalui warisan atau menang lotere).
Berhenti juga menyalahkan diri sendiri, atau orang tua kita, karena tidak mewariskan harta yang cukup kepada kita. Kita mungkin iri melihat ada orang yang hidupnya terlihat lebih enak dan semua jalan yang ditempuhnya terlihat mudah. Terlahir sebagai anak orang kaya, mengenyam pendidikan di sekolah elit dan kuliah pun di luar negeri, tamat kuliah langsung mendapat kerja yang nyaman di perusahaan keluarga, dan seterusnya...dan seterusnya...
Hanya merenungkan nasib kita yang tidak beruntung dan membandingkan nasib kita dengan nasib orang lain tidak akan mengubah apa pun. Tetapi, dengan bekerja keras, kita bisa mengubah masa depan kita menjadi seperti apa yang kita cita-citakan.
Saya sering mengajari anak laki-laki saya, bahwa papanya dulu merantau ke Jakarta hanya membawa satu lembar kertas ijazah saja. Tetapi, di balik kertas ijazah itu, ada keinginan yang kuat untuk sukses, dan sukses karir bukan hanya milik mereka yang terlahir dengan berbagai fasilitas ( privileges ).
3. Jangan menggadaikan masa depanmu dengan terus menerus berutang
Nasehat keuangan yang sangat berharga yang ke tiga adalah pada suatu saat nanti kita harus berhenti berutang. Anda mungkin seperti saya, yang harus memulai segala sesuatu dari nol. Misalnya, Anda harus membeli sendiri mobil yang Anda pakai untuk bekerja, membeli sendiri rumah untuk Anda tinggali, bahkan harus membiayai sendiri pesta penikahan Anda. Kemungkinan besarnya adalah Anda harus berutang terlebih dahulu untuk membeli mobil atau rumah itu.
Tetapi, pada satu titik tertentu, Anda harus berhenti berutang. Mengapa? Karena berutang berarti Anda menggadaikan masa depan Anda untuk membayar utang. Utang KPR mungkin terasa murah karena bunganya relatif rendah. Tetapi utang KPR berjangka waktu panjang, dan banyak hal yang dapat terjadi pada diri Anda dalam masa yang panjang itu.
Hal yang paling sederhana adalah naiknya beban cicilan KPR karena naiknya suku bunga (inflasi). Hal yang paling berat adalah jika Anda kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sementara KPR Anda belum lunas. Kedua resiko ini sudah pernah saya alami ketika saya harus berutang untuk membeli rumah.
4. Engkau bukanlah apa yang kau pakai
Nasehat keuangan terakhir yang ingin saya sampaikan adalah: engkau bukanlah apa yang kau pakai ( you are not what you wear ). Nasehat ini seringkali bertentangan dengan apa yang kita lihat sehari-hari di kota besar seperti Jakarta. Sering, orang-orang di kota besar ingin tampil sebagai pribadi yang sukses. Mulai dari pakaian yang dikenakan (baju bermerk), mobil yang dikendarai (mobil  brand  Eropa), sampai dengan rumah tinggal pun (kawasan perumahan elit), semua dicari yang menopang gaya hidupnya sebagai pribadi yang sukses.
Tidak ada yang salah kalau kita suka memakai barang-barang  branded  dan mahal untuk menopang citra diri Anda sebagai pribadi yang sukses, asalkan kita tidak berusaha tampil sebagai pribadi yang sukses dengan cara berutang. Misalnya, baju mahal dibeli dengan menggesek kartu kredit, mobil Eropa dibeli dengan KKB, dan rumah di kawasan elit dibeli melalui KPR yang belum lunas.
Menurut pandangan saya, walau pun tidak ada yang salah dengan kegemaran untuk bermewah-mewah, tetapi kegemaran seperti itu juga tidak ada manfaatnya sama sekali. Salah satu orang terkaya di dunia saat ini adalah Warren Buffet, dan beliau terkenal karena gaya hidupnya yang sangat sederhana.
Warren Buffet misalnya hanya mengendarai mobil berusia 20 tahun (tapi masih terawat dengan baik). Contoh lainnya adalah  rocker  legendaris Mick Jagger yang memilih naik kendaraan umum (walau pun ia memiliki kekayaan beberapa ratus juta dollar). Atau aktor terkenal Chow Yun Fat yang memilih untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya (dia memilih naik kendaraan umum daripada membeli mobil super mewah).
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS