Indeks Saham Eropa Flat di Tengah Pelemahan Inflasi dan Kekhawatiran Perdagangan
Wednesday, June 04, 2025       03:25 WIB

Ipotnews - Indeks saham acuan Eropa berakhir relatif flat, Selasa, karena investor menyerah di bawah tekanan ganda dari indikator ekonomi yang melemah dan kecemasan perdagangan global yang terus-membayangi pasar.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik tipis 0,09% atau 0,52 poin menjadi 548,44, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Selasa (3/6) atau Rabu (4/6) dini hari WIB.
Bursa regional utama juga menghijau. Di Jerman, Indeks DAX menguat 0,67% atau 160,95 poin menjadi 24.091,62, FTSE 100 Inggris bertambah 0,15% atau 12,76 poin jadi 8.787,02 dan CAC Prancis meningkat 0,34% atau 26,64 poin menjadi 7.763,84.
Di sisi ekonomi makro, inflasi yang mendingin di seluruh blok tersebut -- sekarang jauh di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) -- menambah ekspektasi untuk perubahan agresif menuju pelonggaran moneter.
ECB memangkas suku bunga tujuh kali sejak Juni lalu, dan pasar uang hampir sepenuhnya siap menghadapi pemotongan suku bunga 25 basis poin, Kamis, yang dijadwalkan untuk menurunkan suku bunga kawasan itu menjadi 2%.
Trader bersiap untuk tindakan dovish lebih lanjut, mengantisipasi setidaknya 55 basis poin, atau dua lagi pemotongan seperempat poin, termasuk yang dilakukan pada Kamis, hingga akhir tahun.
"(Data) ini menunjukkan pertumbuhan harga pada Mei menghilangkan beberapa tekanan dari ECB atas mandat gandanya, dan hal itu memperkuat pasar bahwa mereka benar dengan perhitungan dalam pemotongan suku bunga lebih lanjut," kata Daniela Hathorn, analis Capital.com.
Sementara itu, obligasi 10 tahun Belanda mencapai titik tertinggi sesi 2,745% di tengah aksi jual besar-besaran karena gejolak politik yang mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Belanda.
Hal ini menyusul hancurnya pemerintah Belanda karena keputusan pemimpin sayap kanan Geert Wilders untuk menarik partainya dari koalisi yang berkuasa dapat menjerumuskan negara tersebut ke dalam pemilihan umum yang dipercepat.
Data inflasi Mei secara mengejutkan berubah ke wilayah negatif, menandai deflasi harga konsumen pertama dalam lebih dari empat tahun.
Momok ketegangan perdagangan global terus membayangi, diperburuk oleh pertikaian hukum seputar tarif Presiden AS Donald Trump.
Permohonan pemerintah untuk menghentikan putusan pengadilan kedua terhadap tarif tertentu hanya memperdalam ketidakpastian seputar penerapannya.
Memperkuat ketakutan ini, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan ( OECD ) yang berpusat di Paris memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya, khususnya mencatat hambatan ekonomi yang meningkat dan tidak proporsional akibat perang dagang Trump terhadap ekonomi Amerika Serikat.
Laporan  Reuters  mengatakan Gedung Putih mendesak sekutunya untuk menyerahkan proposal perdagangan mereka yang paling kuat, Rabu. Lebih jauh, percakapan telepon yang sangat dinanti-nantikan antara Trump dan mitranya dari China akan dilakukan minggu ini.
Saham media anjlok 1,1%, memperpanjang penurunan dari sesi sebelumnya.
Sumber daya dasar melorot 0,8%, seiring dengan kejatuhan harga tembaga.
Saham perawatan kesehatan menjadi penghambat terbesar pada indeks tersebut, dengan GSK ambles 2,1% setelah Berenberg menurunkan peringkatnya menjadi "hold" dari "buy".
Perusahaan air Inggris, Pennon Group, merosot 6,6% setelah mencatat kerugian sebelum pajak tahunan.
UBS melejit 5,3% setelah Jefferies menaikkan rating saham bank tersebut menjadi "buy" dari "hold".
Sektor energi menguat 1% - tertinggi di antara sektor lainnya karena harga minyak melonjak hampir 1%. (ef)

Sumber : Admin